Resume Materi kelas Bunda Sayang sesi #5 - Menstimulasi Anak Suka Membaca

Resume Diskusi Materi #5
6 Juni 2017
host Mba Laila Muhammad

Institut Ibu Profesional, Kelas Bunda Sayang, Materi ke #5

MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA


πŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”ΉπŸ”ΈπŸ”Ή

Mari  kita mulai dengan bermain peran terlebih dahulu. Bayangkan kita adalah seorang dewasa dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia,   belum pernah mengetahui bahasa mandarin  kemudian tiba-tiba kita diberi Koran berbahasa mandarin dengan tulisan mandarin semua. Apa yang kebayang di benak kita semua?
Pusing?  Tidak tahu maksudnya? Lalu kita hanya melihat-lihat gambarnya saja?

Hal tersebut akan sama halnya dengan anak-anak`yang belum dibiasakan mendengarkan berbagai dialog bahasa ibunya, belum belajar berbicara bahasa ibunya dengan baik, tiba-tiba dihadapkan dengan berbagai cara belajar membaca bahasa ibunya tersebut yang berisi dengan deretan-deretan huruf yang masih asing di benak anak, diminta untuk mengulang-ngulangnya terus menerus dengan harapan anak bisa cepat membaca.

πŸ’ KETRAMPILAN BERBAHASA
Sebelum lebih jauh membahas tentang teknik menstimulasi anak membaca kita perlu memahami terlebih dahulu tahapan-tahapan yang perlu dilalui anak-anak dalam meningkatkan ketrampilan berbahasanya.

πŸ’ Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Keterampilan mendengarkan ( listening skills)
b. Ketrampilan Berbicara ( speaking skills)
c. Ketrampilan Membaca ( reading skills)
d. Ketrampilan Menulis ( writing skills)

Keempat tahapan tersebut di atas harus dilalui terlebih dahulu secara matang oleh anak. Sehingga anak yang BISA MENDENGARKAN ( Menyimak) komunikasi orang dewasa di sekitarnya dengan baik, pasti BISA BERBICARA dengan baik, selama organ pendengaran dan organ pengecapnya berfungsi dengan baik.

Mendengarkan dan berbicara adalah tahap yang sering dilewatkan orangtua dalam menstimulasi anak-anaknya agar suka membaca. Sehingga hal ini mengakibatkan anak yang BISA MEMBACA, belum tentu terampil  mendengarkan dan berbicara dengan baik dalam kehidupan sehari-harinya.
Padahal dua hal ketrampilan di atas sangatlah penting.
Banyak orang dewasa yang menggegas anaknya untuk bisa cepat-cepat membaca, padahal Anak yang BISA BERBICARA dengan baik, pasti akan BISA MEMBACA dengan baik, tetapi banyak yang mengesampingkan 2 tahap sebelumnya.
Pertanyaan selanjutnya mengapa banyak anak bisa membaca tetapi sangat sedikit yang menghasilkan karya dalam bentuk tulisan, bahkan diantara kita orang dewasapun sangat susah menuangkan gagasan-gagasan kita, apa yang kita baca, kita pelajari dalam bentuk tulisan?

Padahal  kalau melihat tahapan di atas anak yang BISA MEMBACA dengan baik pasti akan BISA MENULIS dengan baik.
Mengapa? Karena selama ini anak-anak kita hanya distimulus untuk BISA membaca tidak SUKA MEMBACA. Sehingga banyak diantara kita  BISA MENULIS huruf (melek huruf) tetapi tidak bisa menghasilkan karya dalam bentuk tulisan (
MENULIS KARYA)
Terbukti  berdasarkan survey UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya dalam seribu masayarakat hanya ada satu masayarakat yang memiliki minat baca. Berdasarkan studi "Most Literate Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.
Padahal  program membaca  ini tidak hanya digencarkan oleh pemerintah dalam program literasinya, melainkan juga sudah diperintahkan di dalam salah satu kitab suci agama yang sebagaian besar dianut oleh bangsa Indonesia. Disana tertulis IQRA’( bacalah), perintah membaca adalah perintah pertama sebelum perintah yang lain turun.
Mengapa kita perlu membaca? Biasanya jawabannya klise yang muncul adalah agar kita bisa menambah wawasan kita, bisa membuka cakrawala dunia dll.

Jawaban di atas baik, tapi ada yang kita lupakan tentang tujuan  membaca ini yang jauh lebih penting, yaitu agar anak-anak kita lebih mengenal pencipta nya, karena membaca akan lebih membuat anak-anak  mengenal “siapakah dirinya”, maka disitulah dia mengenal siapa Tuhannya.

MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA

Sekarang kita akan belajar bagaimana tahapan-tahapan agar anak-anak kita SUKA MEMBACA tidak hanya sekedar BISA. Agar ke depannya mereka SUKA MENULIS.

🌼🌸🌼🌸🌼🌸

Kita akan memulai dengan berbagai tahap ketrampilan Berbahasa.

πŸ’ TAHAP MENDENGARKAN

a. Sering-seringlah berkomunikasi dengan anak, baik saat mereka di dalam kandungan, saat mereka belum bisa berbicara dan saat mereka sudah mulai mengeluarkan kata-kata dari mulut kecilnya.

b. Buatlah berbagai forum keluarga untuk memperbanyak kesempatan anak mendengarkan berbagai ragam komunikasi orang dewasa di sekitarnya.

c. Setelkan berbagai lagu anak, cerita anak yang bisa melatih ketrampilan mendengar mereka.

d. Bacakan buku-buku anak dengan suara yang keras agar anak – anak bisa melihat gambar dan telinganya bekerja untuk mendengarkan maksud gambar tersebut.

e. Sering-seringlah mendongeng/membacakan buku sebelum anak-anak tidur. Jangan pernah capek, meski anak meminta kita mendongeng/membaca buku yang sama sampai puluhan kali. Begitulah cara menyimak,

πŸ’TAHAP BERBICARA

a. Di tahap ini anak belajar berbicara, kita sebagai orang dewasa belajar mendengarkan. Investasikan waktu kita sebanyak mungkin untuk mendengarkan SUARA ANAK

b. Jadilah pendengar yang baik, disaat anak-anak ingin membacakan buku untuk kita, dengan cara mengarang cerita berdasarkan gambar, apresiasi mereka.

c. Jadilah murid yang baik, disaat anak-anak kita ingin menjadi guru bagi kita, dengan cara membuat simulasi kelas, dan dia menjadi guru kecil di depan.

d. Ajaklah anak-anak bersilaturahim sesering mungkin, bertemu teman sebayanya dan orang lain yang di atas usianya bahkan di bawah usianya untuk mengasah ketrampilan mendengar dan berbicaranya.

πŸ’TAHAP MEMBACA

a. Tempelkan tulisan-tulisan dan gambar-gambar yang jelas dan besar di sekitar rumah, terutama tempat-tempat yang sering di singgahi anak-anak

b. Tempelkan tulisan/kata pada benda-benda yang ada, misalnya, tempelkan kata- “televisi” pada pesawat televisi.

c. Buatlah acara membaca bersama yang seru, misalnya perpustakaan di bawah meja makan

d. Sekali waktu, ajaklah anak-anak ke pangkalan buku-buku bekas, pameran buku dan toko buku

e. Siapkan alat perekam dan rekamlah suara anak kita yang sedang membaca buku

f. Biasakanlah surat-menyurat dengan anak di rumah. Misalnya , dengan menempelkan pesan-pesan di kulkas atau buatlah parsi (papan ekspresi) di rumah

g. Dorong dan ajak anak kita untuk membaca apapun label-label pada kemasan makanan, papan reklame dan masih banyak lagi

h. Berikan buku-buku berilustrasi tanpa teks.  Warna mencolok dan menarik akan merangsang minat untuk membaca, sekaligus membangkitkan rasa ingiin tahunya. Selanjutnya berikan buku full teks dengan ukuran huruf yang besar-besar.

i. Komik juga menarik sebagai pemancing rasa ingin tahu dan gairah membaca anak (tentunya perlu selektif dalam memilih komik yang tepat).

j. Ajaklah anak bertemu dengan pengarang buku, ilustrator, komikus, penjual buku, bahkan penerbit buku.

k. Dukung hobi anak kita dan sangkut pautkan dengan buku.
Misalnya, buku tentang perangko untuk anak yang hobi mengkoleksi perangko, buku cerita tentang boneka untuk anak yang suka boneka dan sebagainya

l. Budaya baca bisa ditumbuhkan dari ruang keluarga yang serba ada. Ada buku-buku yang mudah diambil anak,  ada mainan anak,  ada karya-karya anak dalam satu ruangan tersebut.

m. Ajaklah anak untuk memilih bukunya sendiri, tapi tentunya dibawah bimbingan kita agar tidak salah pilih

n. Contohkan kebiasaan membaca dan mengkoleksi buku dengan sungguh-sungguh dan konsisten

o. Buatlah pohon literasi keluarga, caranya:
πŸ“ŒMasing-masing anggota keluarga memiliki pohon dengan gambar batang dan ranting, tempelkan di dinding.
πŸ“ŒSiapkanlah daun-daunan dari kertas sebanyak mungkin, setiap kali anak-anak selesai membaca, tuliskan judul buku dan pengarangnya di daun tersebut.
πŸ“Œkemudian tempelkan di pohon dengan nama anak tersebut.

Cara ini bisa untuk melihat seberapa besar minat baca masing-masing anggota keluarga kita, hanya dengan melihat seberapa rimbun daun-daunan di pohon masing-masing.

πŸ’TAHAP MENULIS

a. Siapkan satu bidang tembok di rumah kita, tempelkan kertas flipchart besar disana dan ijinkan anak-anak untuk menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan atau coretan.

b. Berilah kesempatan dan dorong anak kita untuk menulis  apapun yang dia lihat, dengar, pegang dan lain-lain

c. Siapkan buku diary keluarga, masing-masing anggota keluarga boleh menuliskan perasaaannya di buku diary tersebut, sehingga akan membentuk rangkaian cerita keluarga yang kadang nggak nyambung tapi seru untuk dibaca bersama.

d. Buat buku jurnal/ buku rasa ingin tahu anak dari kertas bekas,   ijinkan setiap hari anak menuliskan apa yang dia alami apa yang memunculkan rasa ingin tahunya di dalam buku tersebut.

e. Hiraukanlah tanda baca, huruf besar, huruf kecil dll, saat anak-anak mulai belajar menulis. Biarkanlah anak merdeka menuangkan isi pikirannya, hasil bacaannya, tanpa terhenti berbagai kaedah –kaedah menulis yang harus mereka pahami. Setelah anak-anak lancar menulis baru setahap demi setahap ajarkanlah berbagai macam kaedah ini.


Salam Ibu Profesional,


/Tim Fasilitator Bunda Sayang /


πŸ“šSumber  Bacaan :

Kontributor Anatalogi Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang, Gaza Press, 2014

Pengalaman Bunda Septi dalam mengembangkan ketrampilan berbahasa di keluarganya, Wawancara, Kelas Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional, 2017

Andi Yudha Asfandiyar. Creative Parenting Today : Cara praktis memicu dan memacu kreatifitas anak melalui pola asuh kreatif. Bandung : Kaifa. 2012

http://www.supernanny.co.uk/Advice/-/Learning-and-Education/-/4-to-13-years/Help.-My-child-doesn’t-like-reading.aspx

Q&A
1⃣Bagaimana sikap kita sebagai orang tua jika sang anak meminta buku yang menurut orang tua buku tsb belum layak untuk dibeli/dibaca anak? (Mis Komik2 yg kurang bagus ceritanya)
(by Esther)

▶Biasanya anak2 punya alasan tertentu meminta buku tersebut, sila 2C (clear and Clarify) dengan sang anak. Mengapa menginginkan buku tersebut, sampaikan pendapat kita, jika anak masih kekeuh menginginkan, ajukan syarat didampingi ibu, dan sampaikan mana-mana yang tidak baik di buku dimaksud. Buku-buku sains komik terjemahan Korea di rumah kami lulus sensor dengan S dan K. karena memang sarat ilmu, fun tapi menggunakan beberapa istilah tidak sopan, seperti "dasar bodoh", dll. Jadi saya sampaikan ke si sulung (7y5m) bahwa ini tidak baik, tidak sesuai dengan kesantunan kita anak muslim yang Rasul contohkan.

Jika menyangkut gambar, berikan saja contoh gambar tidak baik (aurat terbuka misalnya), sampaikan adab kita batas2 melihat aurat orang lain dan lainnya. ✅

Tambahan Mba Ika⬇
Kalau menurut saya, Mba, untuk usia di bawah SD, kita masih bisa larang dan cegah. Tetapi jika sudah SD, ditanya dulu, maunya buku apa, kenapa pengen baca itu, apakah ada teman yang sudah baca, dll (dengan nada yang asyik dan seru sehingga anak ngga merasa diinterogasi). Kalau dulu kita suka bukunya (secara saya suka komik πŸ˜…), ya bisa disampaikan: bunda juga suka dan pernah baca, tetapi rasanya judul yang itu belum pantas dibaca kakak sekarang. Bagaimana kalau judul lain? Karena kalau anak SD dilarang, takutnya dia malah baca di rumah temannya atau di sekolah yang tidak bisa kita kontrol. Jadi yang dibangun imunitasnya, bukan disterilkan. ✅

2⃣
a. anak saya sangat suka membaca, tetapi tidak suka menulis. Menurutnya menulis dengan tangan itu sulit, cape dan melelahkan. Sedangkan ia sangat suka menulis di komputer, bolehkah itu? (Usianya 7 thn, 10 bulan).
b. Menurut gurunya, saat anak saya menyampaikan idenya dengan tulisan, ia merasa  bingung, sehingga tulisannya ringkas dan padat. Padahal kalau bercerita tentang yang ia sukai kepada saya, bisa berjam-jam lamanya. Apa yang harus saya lakukan agar ia dapat menyampaikan idenya secara tertulis dengan runtut? (By Ika)

▶a. Persis sulung saya, malas menyalin, suka baca dan dibacakan. Sesuai dengan tahapan yang dilalui anak2 kita urutannya :
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
Boleh saja ia menggunakan komputer untuk melatih menulisnya, dengan syarat paparan screen/layar perharinya tidak berlebihan untuk usianya. (maks 2 jam, adalah akumulasi paparan tv, layar hp, komputer, dll)

b. dilatihkan perlahan dengan bermain menyimpulkan bacaan kita bersama melalui mind mapping pasti seru. Saling mengirim pesan "semangat" melalui tulisan, saling menulis surat, dll. Di rumah kami efektif menulis surat-surat pendek, saat si anak sedang marah dan tidak nyaman dg kami orangtuanya..πŸ˜†, padahal kalau menyalin materi yang kami pelajari ogaaaaah...😬✅

3⃣Mba Laila,
🌸 kalau anak saya 4y suka dengan topik tertentu, misal otomotif karena dia laki-laki, dan kalau ditawarkan memilih buku, selalu ke topik itu lagi, itu lagi. Apakah nanti seiring usia membesar, dia akan terbuka untuk mendalami topik lain?
🌸 anak bungsu saya 2y, saya belikan  buku tentang Princess yang islami, nah masalahnya si sulung jadi suka dengan kisah Princess ini, mba. Ini masih wajar ga ya?

Syukron,

Nana

▶Alhamdulillah mba Nana, anaknya sudah memilih buki sesuai dengan "rasa ingin tahu"nya, ini baik sekali, karena ia akan terus mencari tahu hal2 yang berkaitan dengan hal dimaksud. Artinya apa?, dia tidak dijejali oleh kita orang tuanya, namun berangkat dari fitrah ingin tahunya. Insya Allah seiring bertambah usia, seiring diskusi tentang hal2 menarik, perjalanan dan melihat banyak hal menarik lainnya, rasa ingin tahunya akan beragam hal terus berkembang Insya Allah.

Tidak masalah, wajar. Toh anak2 kita sudah tuntas fitrah seksualitasnya (feminin dan maskulinitas) saat usianya 3 tahun, dia sudah tau, saya laki2 seperti ayah, saya perempuan seperti ibu. Insya Allah, jika sudah kuat pondasi, bacaan yang kesannya lintas gender,  gak akan bermasalah kok.

Tambahan Mba Diah ⬇
Penting sekali untuk menuntaskan fitrah seksualitas sesuai tahapan usia

Terus dampingi dan kuatkan ananda sampai usia baligh supaya tdk ada kebingungan dlm perjalanannya nanti πŸ™πŸ»✅


✋🏻4⃣
✔mengenai belajar membaca, adakah patokan khusus umur berapa boleh diajarkan membaca dan menulis? Saya pernah mendapat nasihat dr salah seorang pengajar untuk tidak.mengajarkan calisting under 5y, tapi pada kenyataanya anak sulung saya tanpa sengaja suka mendengar kan kakak kelas tang les baca di sekolah (TK) di usia 4th dan qodarullah bisa membaca dengan sendirinya, dan sampai sekarang usia 8 th minat baca tinggi, dan dia paham apa yg dibaca
Sedangkan anak ke 2 (hampir 5 th)  gemar sekali dibacakan buku dan suka sekali melihat lihat buku pada gambar gambarnya tapi enggan untuk diajari membaca, FYI anak kedua belum mau sekolah, apa yang harus saya lakukan untuk anak kedua, manahan mengajari membaca atau tetap menstimulus dgn pelan pelan (Laela Rosa)

▶Patokan khusus usia diajarkan calistung memang tidak bisa kita samakan, karena setiap anak memiliki kesiapannya sendiri. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa usia dibawah 5 tahun memang koordinasi otak kanan dan kiri belum sempurna, dan akan sempurna diusia 7 tahun (rata2). Dan koordinasi ini juga berbeda antara laki2 dan perempuan, anak perempuan cenderung lebih cepat. Jadi, memang gak boleh membandingkan si anak dengan si kakak, adik ataupun temannya. Kita bisa bandingkan dengan dirinya sendiri.
Kesiapan2 menuju calistung bisa kita stimulus sejak usia dibawah 5 tahun. Latihan motorik kasar, motorik halus, bahkan merangkak pada bayi juga merupakan bagian dari latihan koordinasi otak kanan dan kiri untuk kesiapan membaca, sehingga muncul pemahaman bahwa menggunakan becak pada bayi (apa ya nama becak bayi itu?πŸ˜†), bisa menjadikan proses merangkak jadi tersendat bahkan hilang.

Untuk anak kedua, ikuti saja seiring menstimulus itu sudah benar....
Yang paling sulit bagi kita (SAYA😁) bersabar dalam proses...✅

Mudah2an kita tidak hanya mendidik anak2 kita bisa membaca, tapi suka membaca, dan tidak hanya suka membaca, tetapi selektif dalam memilih bacaan yang mampu membuat mereka mengenal diri mereka dan Tuhan mereka. Karena, membaca adalah perintah pertama. Mudah2 dan kita termasuk golongann orang2 yang "membaca"....
Allahumma Aaamiiiiin...


Notulen
Nana Adha⁠⁠⁠⁠

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal #1: Identifikasi Masalah

Jurnal 10: Libur Tlah Usai, Saatnya Tancap Gas

Menstimulasi Anak Suka Membaca (10)