RESUME REVIEW NHW #2 Matrikulasi IIP Depok Batch 2

Review Nice Home Work (NHW) #2
Senin, 31 Oktober 2016
Pukul 20.00-21.00

✅📝CHECKLIST PEREMPUAN PROFESIONAL📝✅

Pertama yang akan kami katakan adalah SALUT untuk para bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional yang berhasil mengalahkan "rasa" berat untuk mengerjakan nice homework#2 ini. Kalau di Jawa ada pepatah yang mengatakan "Ojo kalah karo wegah" (Jangan mau kalah dengan rasa malas). Karena sebenarnya kalau urusan membuat checklist profesionalisme ini bukan MAMPU atau TIDAK MAMPU melainkan MAU atau TIDAK MAU. Terbukti teman-teman bisa melakukannya di tengah kesibukan yang luar biasa.

Kami sangat menghargai proses teman-teman membuat checklist profesionalisme ini. Mulai dari menanti-nanti jawaban dari suami dan anak bagi yang sudah berkeluarga, maupun melakukan kesungguhan bermain “andaikata aku menjadi istri dan ibu” bagi yang sedang dalam proses memantaskan diri membangun keluarga. Ada yang terkaget-kaget dengan banyaknya list jawaban dari suami dan anak-anak, ada juga yang bingung dengan jawaban dari para suami dan anak, karena terlalu sederhananya keinginan mereka terhadap kita, demi sebuah kebahagiaan.

KOMITMEN DAN KONSISTEN

Dua kata itulah yang akan menjadi kunci keberhasilan kita dalam membuat checklist profesionalisme ini. Buatlah komitmen setahap demi setahap, sesuai dengan kemampuan kita, kemudian belajar istiqomah, konsisten menjalankannya.

Konsistensi kita terhadap sebuah komitmen yang indikatornya kita susun sendiri, akan menjadi pondasi kita dalam menyusun “DEEP HABIT” yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dibangun secara terus menerus untuk mendukung aktivitas yang membutuhkan fokus, ketajaman berpikir dan benar-benar krusial untuk hidup kita.
Selama ini disadari atau tidak banyak diantara kita memaknai aktivitas sehari-hari mendidik anak dan mengelola keluarga sebagai aktivitas “Shallow Work”, yaitu aktivitas yang dangkal, tidak fokus, penuh distraksi (gangguan-gangguan) sehingga tidak memunculkan perubahan besar dalam hidup kita, bahkan banyak yang cenderung bosan dengan kesehariannya.

Selama ini status-status dangkal yang terus mengalir di sosial media seperti Facebook (FB) ditambah puluhan notifikasi whatsapp (WA) sering membuat kita terjebak dalam “shallow activities”, kelihatan sibuk menghabiskan waktu, tetapi sebenarnya tidak memberikan hasil nyata bagi perubahan hidup kita.

Harapan kami dengan adanya Checklist Profesionalisme Perempuan ini, teman-teman akan lebih fokus dalam proses “peningkatan kualitas diri” kita sebagai perempuan, istri dan ibu, meski kita menggunakan media WA dan FB sebagai kendaraan belajar kita, Sehinga bisa mengubah aktivitas yang dulunya masuk kategori “SHALLOW WORK” menjadi “DEEP WORK” (aktivitas yang memerlukan fokus, ketajaman berpikir sehingga membawa perubahan besar dalam hidup kita).

Untuk itu mari kita lihat kembali Checklist kita :

🍀1.Apakah kalimat-kalimat di checklist itu sudah spesifik? misal kalimat "akan mengurangi aktivitas gadget selama di rumah" akan lebih baik anda ganti dengan, setiap hari akan menentukan Gadget hours selama 2 jam.

🍀2.Apakah kalimat-kalimat di checklist sudah terukur? misal "Menyelenggarakan aktivitas ngobrol di keluarga", akan lebih baik kalau diganti dengan " Sehari minimal menyelenggarakan 1 x family forum (ngobrol) di rumah bersama keluarga"

🍀3.Apakah checklist yang kita tulis mudah dikerjakan dengan tambahan sedikit usaha? Misal sehari akan membaca 2 buah buku tentang pendidikan? ukur diri kita apakah mungkin? karena selama ini sehari-harinya kita hanya bisa membaca paling banyak 10 halaman. Maka akan lebih baik kalau anda ganti. Membaca 15 lembar buku parenting setiap harinya.

Sesuatu yang terlalu susah diraih itu akan membuat kita stress dan akhirnya tidak mengerjakan apa-apa, tetapi sesuatu yang sangat mudah diraih itu akan membuat kita menyepelekan.

Kembali ke istilah jawa ini namanya "gayuk...gayuk tuna" (contoh kasus, kita mau ambil mangga di pohon yang posisinya tidak terlalu tinggi, tetapi cukup berusaha dengan satu lompatan, mangga itu akan bisa teraih. Tidak juga terlalu pendek, sambil jalan aja kita bisa memetik mangga tersebut. Biasanya jadi tidak menghargai proses)

🍀4. Apakah tantangan yang kita tulis di checklist ini merupakan tantangan-tantangan yang kita hadapi sehari-hari? misal anda adalah orang yang susah disiplin selama ini. maka sangat pas kalau di checklist anda tulis, akan berusaha tepat waktu di setiap mendatangi acara IIP baik offline maupun online. Jadi jelas memang akan menyelesaikan tantangan yang ada selama ini.

🍀5. Berikan batas waktu pada proses latihan ini di checklist. Misal akan membaca satu buku satu minggu selama bulan November. Akan belajar tepat waktu selama 1 bulan pertama mulai November 2016.
Kelima hal tersebut di atas akan memudahkan kita pada proses evaluasi nantinya.
Silakan teman-teman lihat kembali checklist masing-masing. Kita akan mulai melihat seberapa bekerjanya checklist itu untuk perkembangan diri kita.

Silakan di print out, dan ditempel di tempat yang kita lihat setiap hari.
Ijinkan suami dan anak-anak memberikan penilaian sesuai dengan yang kita tentukan. Andaikata tidak ada yang mau menilai, maka diri andalah yang paling berhak menilai perkembangan kita.

Berusaha JUJUR kepada diri sendiri.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber Bacaan :
Deep Work, Cal Newport, E book, akses 30 Oktober 2016.
Materi “MENJADI IBU PROFESIONAL” program Matrikulasi IIP, batch #2, 2016
Hasil Nice Home Work #2, peserta program Matrikulasi IIP batch #2, 2016

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Sesi Tanya Jawab

1. Atika
Apa skrg kita diminta buat indikator trsb trs diprint out dan dibuat waktu yg spesifik?

Jawab:
Sebaiknya begitu mb Atika, supaya *walk the talk*, ga cuman tertulis tp juga dilaksanakan sesuai tahapan waktunya
Sebisa mungkin ditempel di tempat yg menyolok, supaya terlihat terus, biar baper.. 😁✅

2. Wiwit
Setelah mengerjakan NHW2 kmrn jd evaluasi bg diri saya di setiap tahapan Ibu Profesional: Bunda Sayang-Cekatan-Produktif-Shalihah.
Apakah kita harus membuat checklist& melakukannya utk semua tahapan tersebut?. Atau sebaiknya fokus di tahapan tertentu.mohon saran nya?

Jawab:
Silakan pilih tahapan mana yg memberikan manfaat terbesar bagi seluruh anggota keluarga saat ini mb Wiwit. Setelah jd good habits lanjutkan dg tahapan berikutnya. Jangan takut untuk membuat prioritas ✊🏼✅

3. Nurul
Saya ikut beberapa grup wa komunitas. Ada niat mengurangi gadget saat di rumah bersama keluarga. Kl media sosial mungkin bisa dijadwal untuk nengoknya. Namun untuk wa kayaknya agak sulit terutama grup wa komunitas khawatir ada info penting yg tidak kebaca. Jadi akhirnya masih sering pegang gadget. Baiknya gmn ya? Mohon tipsnys 😊

Jawab:
I feel u mb Nurul.. Tiada cara lain kecuali tetapkan *"gadget hour"* dan *stick to the rules*.
Untuk WA komunitas saya memilih melakukan *scanning* alias baca sekilas, kalo dirasa penting kasih 'bintang' , nanti dibaca ulang pelan2 kalo sdh senggang ✅

4. Lina Lathifa
Bagaimana mengatur indikator agar tidak overwhelmed, dan akhirnya stress sendiri? Apalagi untuk yang punya kecenderungan perfeksionis. Apakah perlu dibuat hingga detail dengan tahapan-tahapannya?

Jawab:
Jangan terlalu banyak membuat daftar indikator. Pilih yg menjadi *prioritas* mb Lina, buat yg *SMART*, lalu *komit* melaksanakan *setahap demi setahap* secara *konsisten* sesuai time bound. Kalo sudah jd good habits tambah lagi sedikit indikatornya, begitu seterusnya.

Jika terlalu banyak yg mau dirubah kita pasti seperti dikejar2, trus stress akhirnya malah ga dijalani sama sekali krn merasa terbebani 😔 ✅

5. Putri
Saya termasuk orang yang perfeksionis. Bagaiman caranya mengajarkan ikhlas atas setiap ketidaksempurnaan yang terjadi pada hal-hal yg telah saya rencanakan dan saya kerjakan.

Jawab:
Ketidaksempurnaan adalah fitrah kita sbg manusia, yakinlah bahwa segala sesuatu yg ada di dunia ini adalah kehendakNya dan sdh tertulis di dalam buku besar. Kita hanya bisa melakukan yg terbaik sesuai kemampuan kita, hasil akhirnya tetap ada di tanganNya.

Menurut saya ikhlas tidak dapat diajarkan, ikhlas hanya bisa kita imani dan jalani. Wallahu a'lam bissawab.✅

6. Nikha
Sampai saat ini rasanya belum juga menemukan minat saya ada dimana. Banyak waktu terbuang untuk memikirkan sebenarnya saya bisanya apa ya hehe.. buka socmed niat awalnya mencari inspirasi ttg minat, ujung2nya jadi galau sendiri liat teman2 lain sudah menemukan minatnya. akhirnya berimbas jadi tidak fokus untuk mendidik anak-anak. Kadang-kadang acak tak terencana, mengalir begitu saja. Saat ini saya berusaha menghilangkan dl keinginan mencari minat saya, ingin fokus saja ke anak sampai mereka baligh. Namun di bawah sadar tetap aja itu mengusik pikiran saya setiap harinya. Adakah saran untuk saya? 😊

Jawab:
Bisa jadi mb Nikha belum menemukan peran hidup dan bidang tertentu yg ditekuni, sehingga semua kepengen dicoba, semua pengen dikuasai, ujung2ya galau sendiri 😅

Nanti ya, di materi2 berikutnya kita akan banyak membahas ttg hal ini.

Saran saya: jalankan saja tahapan2 matrikulasi ini dengan sungguh2 dari awal hingga akhir nanti, in syaa allah mb Nikha akan lebih mudah menemukan "prioritas hidup"✅

7. Fitri Purbasari:
Jika semua ibu kembali ke rumah, gimana dengan pos-pos pekerjaan yg harus diisi oleh perempuan? Misal, guru sekolah dan dokter di rumah sakit. Harapannya sih lembaga yg mempekerjakan perempuan itu mnjadi family friendly, mmiliki kbijakan sesuai kodrat perempuan.

Jawab:
Mb Fitri, di IIP ini semua ibu adalah Ibu Bekerja, baik di ranah domestik maupun publik, jadi semua harus bersungguh2 menjalankan perannya.

Akan sangat keren banget jika lembaga tempat dimana ibu produktif bekerja memiliki kebijakan yg sesuai kodrat perempuan, tp jikapun tidak janganlah itu mengganggu komitmen ybs untuk menjadi ibu profesional.

Seperti pesan pak Dodik kepada Ibu Septi untuk meyakinkan beliau ttg pentingnya kesungguhan menjadi seorang Ibu sbb:
*“Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, tidak ada hukum terbalik"* ✅

8. Hilma
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membentuk suatu deep habit dalam diri kita, agar kita yakin bahwa kita siap untuk melangkah dr satu tahapan ke tahapan selanjutnya?

Jawab:
Tergantung komitmen dan konsistensi masing2 individu mb Hilma. Sebuah studi menyatakan jika kita komit dan konsisten menjalankan suatu aktivitas selama 90hari berturut2 tanpa terputus, otak dan badan kita akan merekam hal tersebut dan secara otomatis akan mengulang hal yg sama setelah lewat 90 hari ✅

9. Rieni Aniez
Bagaimana cara nya menentukan prioritas dalam menyusun jadwal menuju terwujudnya indikator Professional
Krn saya msh blm bisa _put it first thing first_ hehehhe

Jawab:
Bisa dengan membuat *kuadran Penting-Mendesak (Important-Urgent)*

Bagi aktivitas2 mb Rieni kedalam kotak sbb:
-Penting dan Mendesak
-Penting tapi Tidak Mendesak
-Tidak Penting tapi Mendesak
-Tidak Penting dan Tidak Mendesak

Prioritas utama adalah aktivitas yg ada di dalam kotak Penting dan Mendesak. ✅

10. Nurva
Saya bekerja diranah publik dari jam 6.30 dan baru tiba drumah jam 18.00 dan tanpa ART dengan anak 12 dan 7 tahun. Tanpa disadari masih sering terlena dengan aktivitas Shallow works. Kadang menjadi pembenaran diri krn niatnya ingin santai sejenak dari rutinitas sepulang kerja sebelum memulai kegiatan dirumah, tapi malah sering kebablasan. Bagaimana mengatasinya?

Jawab:
Kuncinya ada di manajemen waktu, komitmen dan konsistensi. Ibu yg bekerja di ranah publik memang harus menginvestasikan waktu lebih banyak untuk bisa menguatkan tahapan bunda sayang dan bunda cekatan.✅

〰〰〰〰〰〰〰〰
*Diskusi Tambahan*

❓Tria:
Mba diah, bagaimana jika ada ceklist yg kita bikin, sebulan sekali. Spt mengikuti seminar. Timebond bagaimana ya? Agar jd kebiasaan baik

🔸Sebulan sekali pun tak mengapa mba tris, selama itu dilakukan dengan konsisten dan dipraktekkan 😊
🔸zy: Saran saya buat ceklis bulanan mba Tria..
Tapi ceklis harian tetap berjalan..

❓Tantia:
kutipan = _"Sebuah studi menyatakan jika kita komit dan konsisten menjalankan suatu aktivitas selama 90hari berturut2 tanpa terputus, otak dan badan kita akan merekam hal tersebut dan secara otomatis akan mengulang hal yg sama setelah lewat 90 hari"_
Mba diah mohon maaf mungkin bisa d sebutkan sumber dr mana, sebuah studi...
Sy sering dengar tp sumber nya yg valid belum tau, maaf biar kl ada yg tanya sy bisa cerita sumbernya
Terimakasih

🔸http://www.huffingtonpost.com/james-clear/forming-new-habits_b_5104807.html
🔸Tambahan mba Tantia, terdapat beberapa diantaranya: DEEP HABITnya Cal Newport, Jack canfield "Success Principle", 7 habits nya steven covey dll.
🔸Saya menambahkan
1. Merubah kebiasaan itu yang menjadi poinnya adalah dilakukan secara terus menerus dulu. Beberapa mengatakan 21 hari, 30 hari, 90 hari maka disesuaikan dengan seberapa signifikan dan beratnya kebiasaan yang mau kita rubah. Jika gagal di hari kedua betul koneskuensinya harus diulang lagi. Memberi konsekuensi ke diri sendiri kalo gagal sah sah saja...kalo itu memang efektif untuk kita lakukan dan membuat kita berubah ke kebiasaan baru kita yang lebih baik
2. Kuadran prioritas PENTING DAN URGENT/SEGERA harus difokuskan, kuncinya: kalo kegiatan itu tidak kita lakukan maka efek buruk/kerugiannya akan segera kita rasakan dalam waktu dekat. coba kita pilah mana diantara kegiatan kita yang seperti itu. Contoh: kalo saya gak masak anak saya kelaparan. Maka masak adalah kuadran 1 saya.
3. Tahapan ideal nya memang bunsay buncek bunprod bunsol. Sehingga apabila kita ibu bekerja, gak ada cara lain selain kejar ketinggalan kita di bunsay dan buncek. Lakukan pada waktu kita selepas kerja seoptimalnya.
4. Sang Perfeksionis, let it gooo...a while....tata hati dan energi. Letakkan urgensi yang paling utama dulu. Ingat indikator keberhasilan kita bukan hanya di pikiran kita sendiri. Tapi di hati suami dan anak anak juga ✅

Kutipan pertanyaan nomor 2=
_"Setelah mengerjakan NHW2 kmrn jd evaluasi bagi diri saya di setiap tahapan Ibu Profesional: Bunda Sayang-Cekatan-Produktif-Shalihah.
Apakah kita harus membuat checklist& melakukannya utk semua tahapan tersebut?. Atau sebaiknya fokus di tahapan tertentu.mohon saran nya?"_

❓Nikha
Berarti utk tahapan yg dilakukan tdk hrs berurutan ya mbak Diah? Boleh lompat sesuai yg dibutuhkan ya

🔸Tahapan sebaiknya berurutan mba, karena spt anak tangga, pijakannya harus kuat
🔸Untuk ibu yg sdh memiliki anak tahapannya: bunsay, buncek, bunpro, bunshal

Kutipan jawaban no 10=
_"Kuncinya ada di manajemen waktu, komitmen dan konsistensi. Ibu yg bekerja di ranah publik memang harus menginvestasikan waktu lebih banyak untuk bisa menguatkan tahapan bunda sayang dan bunda cekatan."_

❓Aini
Mb Diah apa kita jg perlu membuat punishment untuk dirinya kita sendiri jika kita tidak komitmen dan konsisten?

❓Nurva
Bgmn baiknya mba diah..jk tata waktu yg sdh kita sepakati jd buyar krn hrs menghadapi anak yg lagi sakit atau ngambek misalnya

🔸‬Kembali kepada masing2 individu mba,
Saya pribadi lbh suka menggunakan kata konsekuensi, kalo saya tdk komit dan konsisten dg jadwal yg saya buat, maka konsekuensinya saya harus mulai lg dr hitungan 0 untuk menuju ke 90 hari 😅
🔸Kondisi2 darurat spt sakit tentu tdk bisa kita elakkan, legawa saja untuk skip
🔸Kalo ngambek, saya rasa sebagai ibu kita paham karakter anak kita, jd sediakan cukup waktu untuk menghadapi hal2 ini 😊

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Host: Dinda
Co-host : Marie satya
Notulen : Poppy
Narasumber : Diah soehadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal #1: Identifikasi Masalah

Jurnal 10: Libur Tlah Usai, Saatnya Tancap Gas

Menstimulasi Anak Suka Membaca (10)