30 Menit lebih dekat bersama Bapak Dodik Mariyanto (Suami Ibu Septi Peni Wulandani, Founder IIP)
30 Menit Lebih Dekat Bersama Bapak Dodik Mariyanto
via WA grup Matrikulasi IIP Depok Batch #2
Jum'at, 25 November 2016, pukul 20.30-21.00 WIB
1. Q: Tami
Assalamualaikum pak dodik.saya
mau bertanya.apakah normal jika istri
memiliki rasa iri pada suami? Iri karena suami memiliki prestasi yang lebih
baik dari istri dan sering berpergian.sementara istri terkesan dirumah saja dan
mengurus anak.bagaimana mengatasinya pak dodik menurut bapak? J
A: Pak Dodik
Wah mesti tanya Bunda Septi ini heheee, begitulah situasi kami dulu
ketika masih di Depok.
Kini sebaliknya, Bunda yang lebih sering bepergian.
Perlu dicermati Bund apakah iri ini akan membawa kebaikan bagi Bunda
dan keluarga atau tidak?
2. Q: Dinda
Langkah pertama apa yang Pak Dodik lakukan sejak pertama menikah dan bisa berkolaborasi dengan
Bu Septi sehingga Enes, Ara dan Elan dapat menemukan misi hidupnya seperti
sekarang?
A: Pak Dodik
Menyelesaikan urusan kami berdua terlebih dahulu, menyelaraskan pola
komunikasi dan menerima pasangan apa adanya (saat itu) untuk kemudian berproses
bersama menuju yang diharapkan sekeluarga
3. Q: Teteh Oelfa
Saat dulu sempat memilih sekolah untuk anak anak..
Observasi tentang apa saja yang bapak dan bu septi lakukan..?
Bagaimana kita bisa menilai sebuah sekolah dengan objektif..?
A: Pak Dodik
Kami dulu menetapkan hal2 sederhana untuk menilai sekolah yang cocok
untuk anak2 seperti: WC bersih, punya halaman luas untuk bermain, tidak
langsung berada di tepi jalan besar/ramai, gurunya ramah anak.
Tentang isi pembelajarannya kami tidak terlalu kuatir karena kami bisa
mengajarnya sendiri di rumah
4. Q: Esther
Apa yang memotivasi pak Dodik ikut serta berperan aktif dalam kegiatan
parenting dan mendidik anak-anak? Lalu bagaimana membuat suami yang cuek agar
bisa ikut serta berperan aktif dalam pendidikan keluarga?
A: Pak Dodik
Yang nanti diminta pertanggungjawaban atas anak2 dan keluarga kan saya.
Masa saya ndak ikut cawe2 atas apa yang kelak mesti saya pertanggungjawabkan?
Bunda tidak perlu terlalu repot dengan suami yang cuek. Beraktivitaslah
dengan anak2 dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Kalau Bunda dan anak2
sungguh2 bahagia, insyaAllah suami akan dengan senanghati terlibat juga pada
akhirnya
5. Q: Arssy
Assalamualaikum pak dodik...Saya arssy
Pak, apa bpk pernah marah sama anak?
Gmn bpk memperlakukan anak yg lagi masa nya susah di atur?
Mksh pak
A: Pak Dodik
Wah mesti tanya ke anak2 nih heheeee
Marah dalam konteks menjaga mereka agar ON TRACK sesekali perlu, meski
saya berusaha untuk tidak sering2 melakukannya. Capek. Dan sedikit/banyak akan
menggoreskan luka pada anak. Tidak baik.
Maka kami berupaya untuk tidak saling mengundang amarah
6. Q: Annisa “Icha”
Langkah apa yang Pak Dodik lakukan dalam menumbuhkan minat dan
membimbing Enes, Ara dan Elan menemukan "proyek besar" mereka sejak
usia belia ?
A: Pak Dodik
Bermain bersama mereka, ngobrol sebanyak2nya dan melibatkan diri
sesering mungkin. Nanti kan muncul juga garapan bareng yang diminati bersama
7. Q: Nikha
Assalamualaikum pak Dodik, bagaimana perjalanan pak Dodik sampai
akhirnya menemukan kelebihan dan minat masing2 anak? Apa yang dilakukan selama
pencarian minat tsb?
A: Pak Dodik
Lihat atas ya Bund
8. Q: Tami
Rasa iri jika tidak membawa kebaikan terhadap keluarga berarti harus
disudahi ya pak.bagaimana caranya agar legowo? Menghilangkan rasa iri yg tidak
membawa kebaikan
A: Pak Dodik
Tidak usah dihilangkan Bund, karena memang susah hilang.
Bunda berkegiatan saja, menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas yang
membahagiakan dan membanggakan diri Bunda dan keluarga. Coba perhatikan, masih
ada ngga tempat untuk beriri-ria?
9. Q: Iin
Assalamualaikum pak Dodik,sy mau tanya gmn ya caranya menyelaraskan
agar suami sejalan dgn kita dalam mendidik anak?selama ini sy selalu
mengala,segala keputusan ada d suami.
A: Pak Dodik
Hmm ini jenis mengalah yang tidak boleh, bisa menumpuk menjadi bisul
yang siap meletus sewaktu2.
Sering2lah ngobrol santai bersama, berdua dengan pasangan maupun
sekeluarga. Dengan kerap ngobrol lambat-laun akah tercipta kehangatan dan
saling pengertian.
Lakukan itu sambil ngopi bareng, berkebun, beres2 rumah, main bersama,
dll
10. Q: Tantia
Langkah n strategi seperti apa berproses bersama menuju yg d harapkan
pak, sy ketahui bp akhirnya mempunyai kurikulum tiap tahapan 0-7 th dst
A: Pak Dodik
Perbanyak main bareng, perbanyak beraktivitas bareng, perbanyak ngobrol
bareng sekeluarga. Itu mantra dasarnya
11. Q: Tya
Assalamu'alaikum...pak dodik,barakallah untuk prestasi bapak memimpin
keluarga hingga sejauh ini.Saya mau bertanya,sejauh mana peran suami dalam
mendidik anak2?Saya berharap bisa diberikan peran konkritnya.Karna terkadang
meskipun sudah sevisi dlm hal pndidikan anak,namun untuk hal-hal yg sifatnya
teknis suami sulit terlibat.Salah satunya dikarenakan pekerjaan yg mengambil
porsi waktu terbesar dalam keseharian.Trimakasih utk penjelasannya...
A: Pak Dodik
Bunda dan ayahanda tuliskan bersama: Hal2 apa yang perlu dilakukan
dalam pendidikan anak dan pengembangan keluarga. Lalu berbagi tugas dan peran:
Ayah mengerjakan yang mana, Ibu mendapat bagian apa?
Kemudian dimonitor perjalanannya melalui obrolan santai di kala sore
atau weekend. Bila ada yang perlu diubah, lakukan perubahan. Diskusikan hal2
yang masih belum dibicarakan sebelumnya.
Begitu seterusnya
12. Q: Mila
Pak Dodik,saya ingin bertanya bagaimana menyelaraskan visi misi yg
berbeda dgn suami?lebih sulit rasanya istri menularkan visi misi kepada suami
dibandingkan sebaliknya
A: Pak Dodik
Terapkan mantra dasar di atas
13. Q: Dinda
Pak Dodik bisa ceritakan ttg komunitas padepokan mergosari yg Bapak
Bangun di salatiga?
A: Pak Dodik
Sila mampir di www.padepokanmargosari.com
14. Q: Teteh Oelfa
Saya bertanya lagi pak.. 🙋🏻🙏🏻
Saya baru saja resign dari bekerja. Masih 'roaming' dengan urusan
domestik dan manajemen waktu.
Nasihat bapak, harus sukses di dalam, baru akan sukses diluar (kurang
lebih begitu ya..?, apakah termasuk urusan domestik pak..?
Kadang2 saya ada amanah diluar tapi pekerjaan rumah belum selesai..
A: Pak Dodik
Sabar Bund, ada masa transisi yang perlu dijalani. Perlu penyesuaian
diri terlebih dahulu.
Bunda bisa terapkan manajemen waktu yang cocok bagi pola beraktivitas
Bunda saat ini.
Evaluasi terus2 hingga ketemu pola yang pas.
Selamat menikmati hidup baru
Komentar
Posting Komentar