#Diyanmm_NHW3

 a. Surat cinta...aahh saya cukup kaget, geli, bingung, campur aduk rasanya saat dapat tugas ini. 9 tahun mengenalnya dan hampir sewindu pernikahan kami, beliau bukan tipe yg mengumbar kata-kata. Berkenalan di dunia maya, terpisah pulau, bertemu empat kali, lalu akad nikah, tak banyak kata- kata yang terucap, hanya takdir Allah yang bicara.
Reaksinya setelah dapat surat ini pun...no comment...cm dibalas emoticon senyum dan kecupan eeaaa :D I love you abi :)

b. Membicarakan soal anak rasanya tak akan pernah habis rasa bersalah ini. Bisa membersamainya secara utuh dan penuh selama 3 bulan ini begitu sangat saya syukuri akhirnya.

Khansa Aurelia Ramadhani, nama yang kami berikan dengan harapan agar ia kelak setangguh dan setegar Al Khansa (ibunda dari empat syuhada), hidup dalam kemakmuran dan penuh kejujuran sesuci bulan kelahiranmu.

Potensi dan kekuatan diri yang baru saja saya dalami dalam kebersamaan yang singkat ini:

1. Khansa itu mudah beradaptasi dengan lingkungan baru, teman-teman baru.
Saat bermain dengan yang lebih tua darinya, ia akan memposisikan dirinya sebagai yang adik dimanja, menerima instruksi sesuai porsinya. Saat bermain dengan yang lebih muda, ia akan terlihat lebih "ngemong", membimbing, menawarkan mainan. Saat bermain dengan teman sebaya terkadang terlihat keegoisannya :)

2. Dalam hal belajar, perkembangan belajar calistungnya yang sempat saya khawatirkan ternyata berkembang cukup pesat dalam 2 bulan ini. Soal agama, terutama hafalan, ini masih menjadi PR besar buat saya :(

3. Dalam hal pekerjaan rumah, Khansa sudah sejak usia 5 tahun saya libatkan dalam pekerjaan rumah. Hal yang paling dia sukai adalah mencuci piring dan mengepel, yang dengan senang hati akan ia tawarkan, meski belum rutin setiap harinya :)

Aarrgghh ternyata masih banyak yang belum saya ketahui dari dirinya. 6 tahun yg telah berlalu tak akan mungkin saya kejar dalam 3 bulan. Saya harus berlari untuk mengejar itu semua.

c. Potensi diri saya? Saya masih bingung untuk menjawab yang ini. Yang saya sadari seperti ini:

Saya orangnya cukup "well-prepare", apa yang akan dikerjakan esok paling tidak sehari sebelum sudah dipersiapkan. Tidak menyukai hal-hal yang serba "mendadak" dan terburu-buru

Selalu berusaha "on time". Bagi saya lebih baik menunggu daripada ditunggu.

Dua hal itu yang saya sadari melengkapi keluarga kecil kami dengan alarm "mulut" jika ada yg tidak berjalan sesuai waktu yang diperlukan :)

d. Setelah menikah, pindah pulau, pindah kota, tinggal di wilayah perkampungan yang masih tergolong asri saat ini. Entahlah beberapa tahun ke depan saat kebun-kebun kosong itu mulai jadi hutan beton.
Alhamdulillah lingkungannya aman dan menyenangkan. Dikelilingi dengan orang-orang yang ramah.

Tantangan terbesar saya saat tinggal disini adalah bagaimana saya menahan ego saya, bagaimana saya harus belajar menahan emosi saya, bagaimana saya harus beryetima kasih, terutama setelah Khansa hadir.

Kenapa?

Suami saya adalah anak bungsu, setelah lulus kuliah tinggal bersama kakaknya disini. Setelah menikah, kami pun sudah disediakan kontrakan untuk ditempati, tidak jauh dari rumah kakak. Setelah kehadiran Khansa saya pun cukup terbantu karena ada keluarga dekat yang menjaganya saat saya mengajar dan saya sangat berterima kasih sekali untuk hal ini. Namun ternyata kecemburuan saya jg semakin besar. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk berhenti mengajar. Berusaha untuk kembali dekat secara seutuhnya dengan anak kami.

Saya rasa inilah jalan-Nya. Inilah yang seharusnya dari dulu saya lakukan, membahagiakan keluarga besar suami meski di sisi keluarga besarku disana ada kekecewaan atas keputusanku. Tapi setidaknya ada keluarga kecilku jg disini yang berhak atas saya. Meski saya tetap berharap semua keluarga besarku menerima keputusanku ini.

Dalam skala lingkungan yang luas saya belum bisa menangkap makna kehadiran kami disini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal #1: Identifikasi Masalah

Jurnal 10: Libur Tlah Usai, Saatnya Tancap Gas

Menstimulasi Anak Suka Membaca (10)